Pages

Saturday, July 28, 2012

Marhaenisme Era Millenium

Marhaenisme era millenium

SEJARAH bisa jadi bergerak linier. Setidaknya itulah pendapat para pendiri dan pengurus Partai Nasional Indonesia Marhaenisme. Di dalam Anggaran Dasar/ Anggaran Rumah Tangga secara tegas dicantumkan, kemunculan PNI Marhaenisme tidak bisa dipisahkan dari sejarah lahirnya PNI di Indonesia dan kiprah Soekarno dalam mendirikan PNI.

Partai Nasional Indonesia (PNI) yang didirikan Soekarno dan kawan-kawan, 4 Juli 1927, di Bandung, secara tegas menyebutkan ajaran Marhaenisme yang diperkenalkan Soekarno untuk menyebutkan kaum yang melarat dan sengsara.

Kini, selang 77 tahun, salah satu putri Soekarno, Sukmawati Soekarno memimpin PNI yang telah berusaha dihidupkan kembali tahun 1998 oleh Supeni. Namun, PNI Supeni gagal memenuhi perolehan suara seperti yang ditentukan pada tahun 1999 dan tidak bisa ikut Pemilu 2004. Tanggal 4 Juli 2000, dalam Kongres PNI di Jakarta, Sukmawati Soekarno terpilih menjadi ketua partai dan nama partai diubah menjadi PNI Marhaenisme. Singkat cerita, perjalanan partai ini bisa dibilang mulus. Partai ini lolos verifikasi Departemen Kehakiman dan HAM serta lolos verifikasi KPU. Di tengah perjalanan, Partai Bhinneka Indonesia (PBI) bergabung. PNI Marhaenisme menetapkan Sukmawati Soekarno dan Siswono Yudo Husodo sebagai calon presiden PNI Marhaenisme. Partai yang memiliki calon anggota legislatif sebanyak 250 orang ini menargetkan bisa menembus batas electoral threshold 3 persen dalam pemilu legislatif. Berikut petikan wawancara dengan Achmad Marhaen, Sekretaris Jenderal PNI Marhaenisme, akhir Februari lalu.

Ajaran Marhaen menjual?

Saya kira cukup menjual apalagi kaum marhaen ini makin lama makin banyak sekarang, orang miskin. Jadi, bukan untuk kepentingan orang miskin saja, marhaenis, orang yang berjuang untuk menegakkan derajat kaum marhaen itu, ya marhaenis. Dan ini adalah ajaran yang harus dipegang oleh rakyat Indonesia. Sebab, tujuan proklamasi kita bukan merdeka saja kan, tetapi terwujudnya masyarakat adil dan makmur.

Dengan kondisi masyarakat Indonesia sekarang?

Sangat relevan sebab saat ini yang berlaku adalah sistem kapitalis. Pemilik modal yang diperhitungkan. Pemerintah hanya mendukung konglomerat. Sektor kerakyatan tidak mendapat perhatian, kalau toh ada, hanya sedikit sekali. Itu yang harus dikembangkan untuk Indonesia mandiri, Indonesia kuat, dan Indonesia besar. Tetapi, ini tidak dilakukan rezim Soeharto dan rezim reformasi ini.

Program untuk itu apa?

Memperjuangkan kesejahteraan rakyat. Sekarang ini yang paling mendesak, memberikan pendidikan dan pengetahuan kepada rakyat. Bahwa rakyat punya hak dan kewajiban sebagai warga negara, dan hak itu tidak pernah didapat. Misalnya, hak untuk sejahtera, hak mendapatkan pekerjaan, perlindungan, pendidikan. Tetapi, yang didapat kesulitan, subsidi kepada rakyat semua dihapus termasuk pendidikan.

Bagaimana mewujudkannya?

Ya, dengan perjuangan. Misalnya saja pertanian, 50 persen rakyat kita adalah petani, ternyata 90 persen dari 50 persen petani itu tidak memiliki tanah. Tanah bagi petani adalah makanan, bagaimana akan terwujud masyarakat adil makmur kalau petani saja tidak punya tanah? Land reform harus dilaksanakan. Tanah untuk petani, minimal dua hektar untuk petani. Ini harus diperjuangkan. Hal lain, misalnya nelayan. Nelayan kalau tidak punya perahu, hanya menjaring di pinggir laut, apa yang dia dapat?

Apa bentuknya?

Iya subsidi, dibentuk koperasi dan diberikan kredit kepada nelayan. Sekarang orientasi kredit kepada konglomerat yang terbukti ketika krisis dan tidak bisa bangkit. Tetapi, yang justru terbukti adalah sektor ekonomi masyarakat yang bertahan dan ini tidak dapat dukungan. Ini harus diprioritaskan.

Program pemerintah sekarang ini?

Pemerintah hanya mengekspor tenaga ke luar negeri, seharusnya yang dibawa ke luar negeri adalah mereka yang mempunyai pendidikan dan diharapkan bekerja ke sana itu karena ada tambahan keahlian, jangan hanya menjual tenaga sehingga bangsa kita adalah bangsa kuli. Sekarang ini yang terjadi asingisasi aset nasional.

Mungkin kita melepaskan diri dari intervensi negara luar?

Kita sebenarnya harus mandiri, maka Soekarno memberikan pedoman Trisakti. Berdaulat di bidang politik, berdikari di bidang ekonomi, dan berkepribadian di bidang budaya. Harus ada kemandirian. Akibat tidak ada kemandirian, kita bergantung pada asing.

Apa yang bisa dilakukan?

Ya, harus kita mulai, stop utang. Tidak perlu utang. Adakan dan intensifkan perdagangan antarpulau, kita bisa hidup. Negara kita kaya. Bangun perdagangan antarpulau, kalau seandainya perdagangan go internasional memaksa kita melakukan ini itu. Kita tidak perlu yang demikian, bagaimana kepentingan masyarakat dan bangsa negara.

Mungkin Indonesia lepas dari bantuan luar negeri?

Ya, harus dimulai, kalau dimulai pasti ada jalan. Sebenarnya banyak sektor yang belum tergarap dan itulah yang perlu dibangun. Pertambangan dan lain sebagainya. Selama ini kita selalu menyerahkan kepada investor. Asing yang dapat keuntungan besar.

Sektor apa yang diprioritaskan PNI Marhaenisme?

Banyak sekali. Misalnya, sektor maritim. Itu perlu digarap. Dimulai lagi dengan pendidikan, perempuan. Anak perempuan harus dididik keterampilan bagaimana merawat bayi dan mengoperasionalkan komputer. Pendidikan ini harus terarah dan mereka harus diberi keterampilan.

Berapa persen untuk subsidi masyarakat?

Banyak sektor yang harus dipangkas, misalnya duta besar. Duta besar kita itu banyak sekali. Biayanya besar. Saya pikir satu benua satu duta besar saja, lainnya atase saja. Saya menghitung, biaya APBN 10 persen bisa digunakan untuk kesejahteraan rakyat. Diberikan langsung ke rakyat. Rakyat diberi uang supaya dia bisa mengasuransikan pendidikan dan kesehatan anaknya.

Soal pengangguran?

Ya, itu tadi saya jelaskan, sektor ekonomi rakyat dibangun. Pertanian dibangun, petani memiliki tanah. Kalau itu tidak dimulai, ya susah, nanti kepentingan kaum kapitalis dalam rangka globalisasi ini dia akan menguasai. Misalnya, orang asing boleh memiliki tanah di Indonesia, wah mereka punya modal segalanya. Pada akhirnya tanah diborong oleh mereka, pada akhirnya kita membeli bayam orang asing.

Implementasinya?

Itu perjuangan kita. Oleh karena itu, partai ini adalah partai rakyat, melibatkan semua rakyat Indonesia. Kita akan mendorong potensi rakyat agar bisa berkembang untuk bangsa dan negara. Kita jangan lupa, kita hidup dengan banyak orang. Kita harus bangun nation and character building.

Bagaimana caranya?

Ya, dengan pendidikan budi pekerti, agama, dan lain-lain. Bahwa korupsi itu bukan hanya merusak rakyat, tetapi merusak diri sendiri.

Bagaimana memberantas korupsi?

Semua aparat birokrasi, mulai dari presiden sampai bawah. Semua mata rantai itu. Kalau PNI Marhaenisme berkuasa, semua menteri sebelum menduduki jabatannya harus membuat pernyataan bahwa benar-benar hendak berjuang untuk kepentingan rakyat dan negara, dan apabila melakukan korupsi sanggup dihukum mati.

Anda yakin itu?

Saya yakin rakyat Indonesia punya hati nurani. Keadilan ada di hati kecil kita. Tinggal bagaimana kita mendidik rakyat, memberikan pengertian kepada rakyat. (Vincentia Hanni S)

 
Blogger Templates