Selasa, 10 Februari 2009 , 12:18:00
Untan Kurangi Penerimaan Mahasiswa S1
Pontianak. Universitas Tanjungpura (Untan) berusaha meningkatan kualifikasinya. Untuk mencapai hal tersebut, mulai tahun 2009 ini, Untan akan mengurangi jumlah penerimaan mahasiswa S1. Yang diperbanyak justru penerimaan mahasiswa S2.
“Untan akan lebih memberikan kesempatan kepada perguruan tinggi lainnya, seperti STKIP dan program keguruan lain yang ada di daerah untuk mencetak tenaga pendidik tingkat S1,” papar Rektor Untan, Dr Chairil Effendi saat menghadiri kegiatan penyerahan sertifikat guru di FKIP Untan, Senin (9/2) kemarin.
Chairil menjelaskan, di khususnya FKIP sangat banyak program yang telah dilaksanakan dalam upaya peningkatan kualitas, baik guru maupun dosen. Jika, FKIP membuka lagi program S1 yang baru. Tentunya hal tersebut terkendala kepada tenaga pengajarnya. Untuk itu, Untan akan lebih fokus kepada peningkatan program S2.
Saat ini, di FKIP sudah ada dua program S2, Pendidikan Bahasa Indonesia, Pendidikan Teknologi Pembelajaran. Yang sedang menunggu izinnya program S2 seperti Bahasa Inggris dan Matematika, serta satu program yang baru diusulkan adalah Pendidikan Nilai. Demikian halnya dengan fakultaslain juga sedang gencar-gencarnya membuka program S2.
Pengurangan penerimaan mahasiswa S1 di FKIP akan dilakukan. Untuk setiap program yang ada hanya 40 orang. Saat ini jumlah dosen dan mahasiswa sudah tidak berimbang. Jumlah mahasiswa melebihi kapasitas dari jumlah dosen yang ada. Untuk mengantisipasi hal tersebut, mau tidak mau jumlah mahasiswa S1 harus dikurangi. Ini akan mulai dilakukan sejak tahun 2009. Bahkan, sudah ada beberapa program studi di FKIP yang sudah mengurangi jumlah mahasiswanya sejak tahun 2008 lalu.
“Pengurangan ini tidak hanya dilakukan di FKIP, di fakultas lainnya, seperti di Hukum, Ekonomi, dan beberapa fakultas yang jumlah mahasiswanya melebihi kapasitas juga dilakukan pengurangan penerimaan mahasiswa S1. Untuk tahun 2009 ini Untan hanya menerima 2000-an mahasiswa,” paparnya.
Chairil juga mengatakan, pengurangan jumlah mahasiswa S1 dan memperbanyak program S2 juga dilakukan Untan untuk mengejar program Riset University. Dalam program tersebut, jumlah mahasiswa S2 dan S3 harus lebih banyak dari mahasiswa S1. Tujuannya untuk menghasilkan riset-riset yang lebih banyak.
Mantan Dekan FKIP Untan ini menyampaikan bahwa mahasiswa pascasarjana adalah mereka yang sedang berusaha menjadi peneliti profesional, terutama dari segi substansi penelitiannya. Ini berarti bahwa kegiatan risetnya tidakk boleh asal-asalan. “Mereka yang dianugerahi gelar doktor adalah mereka yang menunjukkan kontribusi nyata dan orisinal ke khazanah pengetahuan” terang Chairil.
Kontribusi orisinal yang dimaksud adalah melaksanakan riset empiris yang belum pernah dilakukan orang lain sebelumnya. Dalam kondisi idealnya, peran mahasiswa pascasarjana bagi universitas misalnya aktif meneliti di laboratorium bersama-sama dengan profesor dan mahasiswa tingkat sarjana untuk menciptakan iklim akademik yang kondusif. Selain itu, mahasiswa pascasarjana idealnya menjadi tenaga peneliti yang melaksanakan kegiatan riset-riset universitas.
Tahapan perkembangan universitas itu dimulai dari teaching university, menjadi research university, dan pada akhirnya menjadi entrepreneurial university (universitas pengajaran-penelitian-wirausaha). “Pada research university, seperti Untan yang memiliki Program Pascasarjana, selayaknya riset menjadi bagian dari kegiatan civitas akademikanya. Universitas pun harus mengalokasikan dana riset dari anggarannya. Namun, Untan hingga saat ini belum menjadikan riset sebagai sumber pendanaan,” tukas Chairil.(dra)
http://equator-news.com/index.php?mib=berita.detail&id=8304